Minggu, 30 Desember 2012

Resensi ; To Kill a Mockingbird

To Kill a Mockingbird merupakan novel terjemahan karya Harper Lee
Kisah dalam novel ini berlatar tahun 1920an dimana masih tertoreh batasan antara kulit hitam dan kulit putih.

Jean Louis Finch atau Scout, gadis kecil berumur 8 tahun yang penuh dengan rasa ingin tahu dan cerdas. Sejak kecil bersama kakaknya Jeremy Atticus Finch atau Jem menjalani kehidupan masa anak-anak yang penuh dengan kecurigaan, petualangan, investigasi dan keberanian. Sesekali di musim panas ditemani  kekasih diam-diamnya Dill mereka bertiga mencari tahu apa yang tidak mereka ketahui. Meskipun orang dewasa menganggap mereka terlalu nakal untuk hal itu, bahkan mengatakan orang tuanya salah mendidik mereka. Namun disinilah letak perbedaan mereka dengan anak-anak lain, apa yang mereka lakukan membuat orang dewasa tercengan, ternyata didikan Atticus, ayah mereka menjadikan mereka spesial, meski tanpa ibu.

Atticus Finch, seorang pengacara pembela seorang nigger yang menurutnya tidak bersalah, dituduh memerkosa Mayella putri keluarga Ewell yang tidak berpendidikan. Namun karena sudah divonis bersalah dan takut dengan hukuman mati yang akan ditimpakan padanya, Tom mencoba melarikan diri dan mati tertembak. Meski dengan bukti kuat bahwa nigger bernama Tom Robinson tidak bersalah, hanya karena dia berkulit hitam, dia tetap bersalah. Hal ini merupakan keputusan juri di pengadilan. Di Maycomb, tidak pernah terjadi bahwa seorang kulit hitam akan menang di pengadilan. Dengan kecewa Mr. Finch, selain menyembunyikan kekecewaannya, harus menunjukkan cara menyikapi kekeliruan itu dengan benar pada kedua anaknya yang sering harus menerima imbas pembelaan ayahnya terhadap orang nigger. 

Mr.Ewell, ayah Mayella yang tidak terima dengan sikap Atticus saat dipengadilan, meski masalah itu telah berakhir dengan kematian Tom, tetap tidak menerima bahkan membalaskan dendam diam-diam terhadap Atticus, bahkan keluarganya, keluarga Hakim Taylor, dan istri Tom. Mr.Ewell pernah meludah diwajah Atticus dan membuat anak-anak cerdasnya harus menahan amarah.

Semua masalah ini berakhir dengan matinya Mr.Ewell, terjatuh dan pisau yang digenggamnya untuk membunuh Jem dan Scout setelah Halloween akhirnya tertancap diantara tulang rusuknya. Saat berbahaya itu jem mengalami cedera, Scout masih dalam kostum hotdognya selamat dari tusukan dalam kegelapan itu. Boo Radley atau Arthur yang sering mereka intai bersama Dill, disebelah rumah menyelamatkan Jem. mengangkatnya menuju rumah. Ternyata Arthur tidak seperti yang mereka bayangkan. 

Mockingbird merupakan jenis burung di Maycomb, menurut Atticus, sebuah dosa jika membunuh burung ini karena tak pernah mengganggu manusia atau ladang mereka. Begitu pula yang terjadi dengan Boo, Tom Robinson, atau bahkan Jem. Mereka tidak seharusnya menanggung hukuman dari kesalahan yang tidak mereka perbuat. Itulah kira-kira yang disampaikan oleh judul novel ini.

"kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang
hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya
hingga kau menyusup kebalik kulitnya
dan menjalani hidup dengan caranya''


#awalnya aq pikir ini cerita yang membosankan, tapi banyak hal tentang tata krama, cara melerai ledakan emosi, mendidik, penerimaan terhadap perbedaan, juga kebodohan, memberi pelajaran dari  dalam novel ini. Kadang mebuatku tersenyum, penasaran, terharu, ingin segera menyelesaikannya. sayang sekali harus membaca ini dalam rentang waktu lama karena disibukkan urusan lain (Ngeles ini maa...)

5 komentar:

^_^ sudilah tinggalkan komen, yah , yah, okeh ? arigatou